Minggu, 30 Maret 2008

rename

Assalamu'alaikum Warahmalullahi Wabarakatuh
Salam akademika, hari ini 31 Maret 2008 bertepatan dengan akhir bulan maka tim editor buletin dengan bangga meng-upgrade nama buletin yang semula MISC PSIK FK UMY 2005 setelah melalui peninjauan kembali maka, kami tim editor dan redatur mengobah nama buletin menjadi:
NISC (Nursing Islamic Study Club) PSIK FK UMY 2005. Dengan pertimbangan bahwa kami adalah komunitas keperawatan, sehingga kami tidak berminat untuk bersetubuh dengan komunitas kedokteran dalam hal merek dagang paten buletin, demikian pemberitahuan kami, terima kasih.

Jumat, 28 Maret 2008

menjelang UTS

Assalamu'alaikum sahabat ners-sist and ners-broth. Minggu-minggu menjelang ujian Tengah Sesester (UTS) terasa hampir berakhir. Itu berarti bahwa sebentar lagi kita akan mengikuti UTS. Sungguh beban belajar kami semakin berat, kami tak pernah lelah selalu tertantang untuk belajar dan belajar lagi. Geliat belajar dan menyusun tugas terasa hangat diantara mahasiswa. Hal yang sama juga terlihat pada tim redaktur buletin NISC PSIK FK UMY 2005. Kali ini redaksi NISC PSIK FK UMY 2005 menerbitkan edisi khusus menjelang UTS. Edisi ke-6 kali ini berisi acuan-acuan ujian dan berisi pula menu wajib yaitu referat-referat kuliah selama minggu terakhir menjelang UTS. Akh lega rasanya selama setengah semester bisa menelurkan buletin sebanyak eman edisi. Well, selama enam minggu perkuliahan di PSIK FK UMY kami menerbitkan 4 modul buletin NISC PSIK FK UMY 2005. Selau, sujud syukur terpanjatkan kare hanya dengan Hidayah-Nya kami dapat bekerja cerdas dan keras. Ujian sudah didepan mata. Kami yakin buletin tak pernah lepas dari pandangan mata Buletiners, so take a good look and enjoy your bulletin.

Senin, 24 Maret 2008

Buletin terbaru NISC PSIK FK UMY 2005

Well well well, sujud syukur terpanjatkan selalu kehadirat Sang Maha Ilmu, karena hanya dengan cinta kasihnyalah kami NISC PSIK FK UMY 2005 rampun menyusun buletin edisi ke 4 dan edisi ke 5 dalam satu rangkaian referat-referat ilmu keperawatan tingkat ke 6 (semester ke-6). Tidak kurang 100 lembar, halaman berisi materi perkuliahan di PSIK FK UMY. Lega rasanya bisa sedikit membantu jalannya pembelajaran, yang pasti kami tak hanya puas disini, akan selalu ada peningkatan yang signifikan dan kami berharap dorongan dan dukungan dari berbagai pihak demi majunya PSIK FK UMY amin. Kami memberitahukan bahwa buletin NISC PSIK FK UMY 2005 edisi terbaru dengan cover pink bertemakan "pencapaian cita-cita" dengan gambar rangkaian sel-sel. Untuk mendapatkan buletin tersebut silahkan anda menghubungi pihak sirkulasi, di PSIK FK UMY kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Terima kasih.

pediatric journal

Convulsion with Kawasaki Disease (KD) in Infancy

Author
Katsuhiko Yamada1), Takao Morinobu1), Toshiyuki Horiuchi1), Shinji Yamamoto1), Wakaba Morinobu1), Munenori Miyake2), Makoto Mino1), and Hiroshi Tamai3)
1)Seikeikai Hospital
2)Nagisa Clinic
3)Department of Pediatrics, OsakaMedical College

Abstract
Neurological complications have occasionally been reported in KD, as febrile convulsion (FC), encephalitis, meningitis, EEG abnormality, and facial palsy. FC is one of the most frequent neurological symptoms. We noticed that FC was an early symptom of KD in early infants. Methods: We examined the clinical manifestation and laboratory data from the records of 26 KD patients. In addition, we comparatively examined 50 infants who had FC and were admitted to our hospital from 2003 to 2005. Results: Five patients out of 26 KD expressed FC. All children were under 7 months of age (mean age: 3 months). Two of them showed other neurological symptoms; aseptic meningitis and facial palsy. Whereas, 10% of infant patients with FC were diagnosed with KD. The onset of FC of KD was relatively later than that of FC of viral infection. Conclusion: FC in early infant period can be due to KD. We must carefully observe and assess the clinical signs of FC infants carefully and try to diagnose KD earlier. This can lead to adequate treatment of KD. We are also assessing IL-6 in KD patients who exhibit neurological symptoms.

Jumat, 14 Maret 2008

HIGH RISK PREGNANCY


The Definition of Ante-partum Hemorrhage:
Bleeding from genital track after the 28th week of pregnancy and before the birth of the baby and an alternative definition is bleeding from placenta site Ffrom Obstetric Illustrated, Vaginal Bleeding in Pregnancy by Miller / Callander in 1989, page 214.
Is bleeding from the vagina during pregnancy from twenty weeks gestational age to term .

Risk factor of abortion
Spoted of bloods or bleeding the young pregnancy with retencion of conception effort that was dead after 8th week, Conception effort is not on the cavum uteri, Spread of septic or toxic into blood circulation or peritoneum cavum

Risk factor or Possible cause are:

  1. Ectopic pregnancy
  2. Trauma
  3. Molar pregnancy
  4. Local cause: cervicitis, cancer of cervics.

Theatment of Ante-partum Hemorrhage are:

Always admit to hospital for assessment and management à
May need resuscitation measures if shocked
Severe bleeding or fetal distress: urgent delivery of baby irrespective of gestational age

Admit to hospital, even if bleeding is only a very small amount. There may be a large amount of concealed bleeding with only a small amount of revealed vaginal bleeding

No vaginal examination should be attempted at least until a placenta praevia is excluded by ultrasound. May initiate torrential bleeding from a placenta praevia

Resuscitation can be inadequate because of under-estimation of blood loss and misleading maternal response. A young woman may maintain a normal blood pressure until sudden and catastrophic de compensation occurs

Take blood for full blood count and clotting studies. Cross match as heavy loss may require transfusion

Gentle palpation of the abdomen to determine gestational age of fetus, presentation and position

Fetal monitoring

Arrange urgent ultrasound

With every episode of bleeding, a Rhesus negative woman should have a Kleihauer test and be given prophylactic anti-D immunoglobulin

Health education
Is very important to keep wellbeing of mom and fetus condition
Family also need to know about the physically and psychological condition of mom who got pregnancy. The nutrition must to supply adequate. It is important to ask the pregnancy to check the pregnancy to antenatal care. Screening the problems is the major factor of care. So the importance of pregnancy is to safe life the mom and the baby.

Pathos physiology of abdominal pain, burnt waist and the effect of ante partum-hemorrhage
Trauma, hypertension, or coagulopathy, contributes to the avulsion of the anchoring placental villi from the expanding lower uterine segment, which in turn, leads to bleeding into the decidua basalis. This can push the placenta away from the uterus and cause further bleeding. Bleeding through the vagina, called overt or external bleeding, occurs 80% of the time, though sometimes the blood will pool behind the placenta, known as concealed or internal placental abruption.Women may present with vaginal bleeding, abdominal or back pain, abnormal or premature contractions, fetal distress or death.

Islamic view of case
Majority Moslem’s though are not agreeing with the abortion more over illegal practice of abortion. The reason is fetus in the women uteri is very sublime. Although it’s very small fetus is the great creative force from God. Islam is forbid to kill practice just by cause of poor phobia. Allah SWT will give us blessing prosperity. Islam ideology about the pregnancy tells us that all of fetus is the God plan, and not spontaneous happening. So Islam sticks out to keep fetus until the baby born although the baby came from unmerited relationship.

Reference:

  1. http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2363&Itemid=60
  2. Nation guide study of Maternity and Neonatal Care by Prof. dr. Abdul Bari Saiffudin, Sp.OG., MPH (POGI, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo fondation, Jakarta, 2002)
  3. Emergency medicine: Abruptio Placentae, emedicine.com, April 5, 2005. This text is available under the terms of the GNU Free Documentation License.
  4. Bleeding in Pregnancy Standard of Practice for Integrated MCH/RH services: First edition, June 2005
  5. Dr Colin Tidy, www.patienplus.co.uk © EMIS and Patient Information Publications (Ante-partum Hemorrhage)

analisis

Keperawatan Keluarga


1. Artikel

Judul: Masalah Keluarga Penyebab Terbesar

Penulis: dr. Wirawan Nusan (Plt. Direktur RSJ Cimahi, Jawa Barat, Indonesia)

Alamat situs: http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/112006/06/11lapsus05.htm

2. Permasalahan keluarga

Berdasarkan data terakhir (2006-red.) sejumlah penyebab gangguan jiwa pasien RSJ Cimahi, masalah keluarga menempati persentase terbesar (17%) disusul dengan permasalahan-permasalahan lain seperti: masalah pekerjaan (13%) dan sosio-ekonomi (11%).

3. Analisa masalah

Keluarga sebagai unit dalam suatu komunitas, memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Beragam bentuk, pola dan kemampuan keluarga terdapat dalam sebuah keluarga. Hal tersebut seringkali memicu munculnya permasalahan dalam keluarga tersebut. Pluralisme masyarakat Indonesia dan beragam corak kebudayaan, serta rendahnya pengetahuan mayoritas masyarakat menyebabkan mereka kurang memerhatikan kesehatan jiwa di samping kesehatan fisiknya. Tanpa ada jiwa yang sehat, tidak mungkin ada tubuh yang sehat. Begitu juga dalam sebuah keluarga, kesehatan jiwa menduduki peranan yang penting untuk mencegah atau mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadai dalam keluarga. Keluarga yang memiliki kesehatan jiwa dan juga fisik berkorelasi dengan komunitas yang baik.

4. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah keluarga

Prinsipnya permasalahan keluarga timbul karena adanya persepsi yang tidak adekuat, tidak sesuai dengan tujuan keluarga yang telah dibangun serta fungsi-fungsi di dalam sebuah keluarga tidak berjalan baik. Di dalam artikel mengenai permasalahan keluarga dalam kaitannya dengan kesehatan jiwa, disebutkan bahwa permasalahan keluarga menduduki urutan pertama penyebab gangguan jiwa. Pada dasarnya permasalahan keluarga yang sering timbul adalah ketidak harmonisan dalam keluarga tersebut baik menyangkut peran, persepsi dan dedikasi didalam sebuah keluarga disamping permasalahan-permasalahan lain seperti: ketidak puasan dalam keluarga, factor ekonomi atau keuangan, factor pekerjaan, pendidikan, kepercayaan dan factor lainya yang tentunya sangat kompleks.

5. Kemungkinan penyelesaian masalah keluarga

Akar dari permasalahan keluarga ada didalam keluarga tersebut, sehingga intervensi kita sebagai petugas yang ada didalam ranah keperawatan adalah sebagai mediator diantara pihak-pihak keluarga yang bermasalah. Sebagai petugas keperawatan yang professional kita memandang permasalah keluarga sebagai sebuah masalah yang kompleks, dimana masalah tersebut terjadi didalam keluarga yang terdiri dari individu sebagai individu (personal), individu sebagai anggota keluarga dan individu didalam sebuah komunitas. Intervensi yang kita berikan harus secara komprehensif memandang manusia sebagai pihak yang rentan terhadap masalah dan memberikan keyakinan bahwa permasalahan didalam keluarga bisa diatasi.

Intervensi diberikan kepada individu dengan tujuan bahwa persepsi individu baik, sehingga tidak timbul perbedaan-perbedaan prinsip yang serius. Kepada keluarga, intervensi diberikan dengan melihat apakah terdapat permasalahan pada pada peran masing-masing anggota keluarga. Di dalam sebuah komunitas intervensi yang diberikan berupa koreksi terhadap stigma-stigma yang keliru dan kerap kali berimbas pada permasalah di dalam keluarga. Peran pemerintah dalam hal ini peranan nyata dalam menciptakan kondisi kehidupan yang baik sngat diperlukan. Menilik lagi pada akar permasalahan keluarga yaitu permasalahan-permasalahan kehidupan, sehingga intervensi pemerintah adalah dalam kaitannya tugas pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang adil dan makmur sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

ilmiah

A Leading and Enlightening University

TUTORIAL GUIDELINES

MEDICAL SURGICAL NURSING 2ND CHAPTER

NURSING CARE OF INTEGUMEN DISORDER

1. Definisi Decubitus

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompressi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel

Informasi:
Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus adalah decumbere yang artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi. Oleh karena itu istilah dekubitus sekarang ini jarang digunakan di literatur literatur untuk menggambarkan istilah luka tekan.

2. Penjelasan

Etiology

· Faktor intrinsik à penuaan (regenerasi sel lemah), Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight, Anemia, Hipoalbuminemia, Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan hidrasi/cairan tubuh.

· Faktor Ekstrinsik à Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, Duduk yang buruk, Posisi yang tidak tepat, Perubahan posisi yang kurang.

Tanda dan Gejala, stadium dan komplikasi

1. Stadium Satu

a. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut: perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)

b. perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak)

c. perubahan sensasi (gatal atau nyeri)

d. Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.

2. Stadium Dua

Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.

3. Stadium Tiga

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam

4. Stadium Empat

Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.

Faktor resiko

1. Mobilitas dan aktivitas

2. Penurunan sensori persepsi

3. Kelembapan

4. Tenaga yang merobek (shear)

5. Pergesekan ( friction)

6. Nutrisi

7. Usia

8. Tekanan arteriolar yang rendah

9. Stress emosional

10. Merokok

11. Temperatur kulit

Patofisiologi

immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring (lebih dari 2 jam) à tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg (normal: tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg) à iskemik à nokrosis jaringan kulit

· selain faktor tegangan, ada faktor lain yaitu: Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring

· Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya.

3. Pencegahan dan Intervensi awal pasien ulkus dekubitus:

a. Kaji resiko individu terhadap kejadian luka tekan

b. Pengkajian resiko luka tekan seharusnya dilakukan pada saat pasien memasuki RS dan diulang dengan pola yang teratur atau ketika ada perubahan yang signifikan pada pasien, seperti pembedahan atau penurunan status kesehatan (Beberapa instrumen pengkajian resiko dapat digunakan untuk mengetahui skor resiko. Diantara skala yang sering digunakan adalah skala Braden dan Norton). Saat ini skala Braden telah diuji validitasnya di Indonesia, dan memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi.

c. Identifikasi kelompok kelompok yang beresiko tinggi terhadap kejadian luka tekan. Orangtua dengan usia lebih dari 60 tahun, bayi dan neonatal, pasien injuri tulang belakang adalah kelompok yang mempunyai resiko tinggi terhadap kejadian luka tekan

d. Kaji keadaan kulit secara teratur (Pengkajian kulit setidaknya sehari sekali, Kaji semua daerah diatas tulang yang menonjol setidaknya sehari sekali, Kulit yang kemerahan dan daerah diatas tulang yang menonjol seharusnya tidak dipijat karena pijatan yang keras dapat mengganggu perfusi ke jaringan)

e. Kaji status mobilitas

f. Minimalkan terjadinya tekanan

g. Kaji dan minimalkan terhadap pergesekan (friction)dan tenaga yang merobek (shear).

h. Kajilah inkontinensia

i. Kaji status nutrisi

j. Kaji dan monitor luka tekan pada setiap penggantian balutan luka

k. Kajilah faktor yang menunda status penyembuhan

l. Evaluasi penyembuhan luka

m. Kajilah komplikasi yang potensial terjadi karena luka tekan seperti abses, osteomielitis, bakteremia, fistula

n. Berilah pasien edukasi berupa penyebab dan faktor resiko untuk luka tekan dan cara cara untuk meminimalkan luka tekan

4. Klasifikasi dan stadium ulkus dekubitus

Klasifikasi atau tipe:

Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga:

1. Tipe normal

Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.

2. Tipe arterioskelerosis

Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.

3. Tipe terminal

Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

Stadium:

1. Dekubitus derajat I

Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis

2. Dekubitus derajat II

Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal

3. Dekubitus derajat III

Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan sering sudah ada infeksi

4. Dekubitus derajat IV

Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik;




5. Proses penyembuhan luka

Prinsip-prinsip Perawatan Luka

Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka. Prinsip pertama menyangkut pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.

Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.

Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi alergi.

6. Asuhan Keperawatan

Pengkajian (Assessment)

Identitas pasien dan keluarga, pola sensori, pemeriksaan fisik (status kesehatan umum, pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penunjang), pemeriksaan tanda-tanda fital dan riwayat penggunaan obat-obatan

Diagnosa (masalah keperawatan)

Imobilitas b/d dekubitus (luka tekan)

Resiko infeksi b/d incontinensia

Aktual infeksi, sepsis b/d adanya infeksi (dekubitus)

Gangguan perfusi jaringan

Interfensi dan Implementasi (Perencanaan Tindakan Keperawatan)

Dapat dilaksanakan penuh pada masing-masing diagnosa keperawatan. Meliputi: monitor tanda-tanda vital, monitor input-output, monitor kesadaran, monitor hipoglikemi, obserfasi tanda infeksi, lakukan teknik aseptik perawatan kulit, jelaskan tentang penyebab, komplikasi dan pengobatan atau terapi decubitus. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat-obatan.

Evaluasi

Keefektifan tindakan, peran anggota keluarga untuk membantu mobilisasi pasien, kepatuhan pengobatan dan mengefaluasi masalah baru yang kemungkinan muncul.

7. Pandangan Islam

Annadho fathu minal iman Kebersihan adalah sebagian dari Iman Islam sangat menganjurkan umat untuk hidup bersih dalam segala aspek. Jasmani maupun ruhani. Dalam kasus ini, seseorang yang mengalami strooke sehingga terganggu aktifitas mobile (atur posisinya), berpotensi terjadi imobile dalam jangka waktu lama berakibat pada terjadinya luka tekan (tirah baring/dekubitus). Perkembangan atau komplikasi mengarah pada inkontinensia urin dan bleder. Kita ketahui bahwa urin itu najis sehingga perkemihan pasien harus diatur kebersihannya. Dalam kasus dekubitus pasien akan mengeluarkan sekret atau sekret dari dalam lukanya dan kotoran ini dalam islam disebut najis. Dalam kondisi kotor/bernajis pasien belum diperbolehkan shalat, sehingga perawat memfasilitasi kebersihan pasien bekerja sama dengan keluarga. Karena prinsipnya perawat dan tenaga kesehatan lain membantu pasien tetap memperoleh kebutuhan dasarnya baik jasmani maupun rohani.


Referensi:

Luka Tekan (Pressure Ulcer) : Penyebab Dan Pencegahan, Yunita Sari Jenderal Soedirman University, Purwokerto Gerontological Nursing/Wound Care Management Department, The University of Tokyo, Japan Date: Wednesday, 10 January 2007

Subhan Kadir, S.Kep.http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/dekubitus.doc.
http://rumahkanker.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=36.


Rabu, 05 Maret 2008

kuliah semester 6

Assalamu'alaikum wr. wb. Wah wah wah gak kerasa yah udah semester 6 kita sekarang, padahal baru kemarin kita daftar kuliah, mataf dan kenalan sama kalian semua kok sekarang udah hampir selesai kuliah kita. Kita tinggal menyelesaikan 3 semester lagi, itu artinya udah banyak ilmu yang kita dapet, bener kan teman-teman?. Sebagai angkatan yang paling kompak kita selalu ngumpul rame-rame kalo kuliah kita juga rame saling berdiskusi dan yang pasti kita semua bisa menempatkan diri diamana kita serius dan dimana kita bercanda. Kita sadar bahwa seragam biru-biru itu tidak selalu melekat dalam badan kami namun telah melekat dalam hati kami. Sehingga kami hanya memakainya didalam skill-lab dan ditempat-tempat dimana kami ditugaskan untuk praktikum (komuda). Jadi kami tidak akan respect terhadap ungkapan bahwa angkatan 2005 itu tidak memiliki jiwa perawat, namun pada kenyataannya justru sebaliknya. Pada semester ini kami mempelajari mata kuliah Hukum Kesehatan, Keperawatan Komunitas I, Keperawatan Keluarga, Keperawatan Maternitas II, Keperawatan Medikal Bedah II, Keperawatan Anak II, dan Kelas English Toefl Class di Language Training Center UMY. Selain kuliah kelas kami memiliki jadwal Tutorial untuk materi Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Maternitas dan juga kami memiliki jadwal praktikum di Mini Hospital PSIK FK UMY atau biasanya kami menyebut skill-lab untuk ilmu-ilmu Bedah, Anak, Keluarga dan Maternitas. Kami sungguh menyadari bahwa jadwal kami semester ini sungguh padat dan melelahkan. Namun, semangat tetap membara dalam jiwa kami demi meraih cita-cita dan pengorbanan atas nama ibadah. Semoga kesehatan selalu ada dalam tubuh-tubuh sehat kami sehingga kami dapat menjalankan aktifitas-aktifitas belajar kami yang padat ini amin...

Cerita Tentang Buletin ke 1, 2 dan 3

Pada kesempatan kali ini kami ingin bercerita banyak mengenai buletin edisi 1 dan 2 yang telah terbit silam. Well, pada perkuliahan kami semester ini (6 -red.), kami merasakan ada semangat baru yaitu semangat perubahan kearah yang lebih baik. Ini bisa kami lihat dan rasakan mulai dari dosen-dosen pengajar menjadi lebih professional. Sekarang kuliah kami on-time dan dosen selalu memberikan pretest, post test, mini quiz atau tugas-tugas dan itu semua kami rasakan memacu belajar kami lebih giat lagi. Perubahan lain terasa pada jenjang pendidikan dosen yang semakin tinggi. Mahasiswapun semakin rajin datang ke kelas, perpus maupun skills lab. Mengingat bahwa intensitas pembelajaran kami semakin tinggi maka kami berinisiatif merangkum dan menyusun sebuah hasil perkuliahan sepanjang minggu. Minggu pertama perkuliahan kami berhasil menyusun dan mempublikasikan buletin MISC PSIK FK UMY 2005 edisi cover bergambar cartoon cahaya yang berisi materi kuliah keperawatan komunitas, keperawatan keluarga dan keperawatan anak. Dua minggu perkuliahan berikutnya kami merangkum, menyusun dan menerbitkan materi kuliah dalam buletin MISC PSIK FK UMY 2005 edisi cover "belajar bikin kita jadi pinter" plus notes dari masing-masing (PJ) atau editor dan dihalaman terakhir berisi ucapan bela sungkawa dan syair untuk sahabat kita Sabri Rasyid yang telah kehilangan ayahandanya. Lega rasanya kerja team dapat membuahkan hasil dan semoga buletin-buletin MISC PSIK FK UMY 2005 akan terus terbit untuk memenuhi para pelanggan setia. Terima kasih

MISC PSIK FK UMY 2005

Mungkin banyak diantara kita bertanya-tanya tentang MISC, apaan sich? O.K MISC itu sebuah team kerja beberapa mahasiswa satu angkatan 2005 untuk menyusun sebuah journal pembelajaran. Jadi prinsip kerja mereka persis seperti di perusahaan penerbit atau majalah. Dikoordinasi oleh koordinator handal, para editor bekerja tanpa kenal lelah, begitu juga dengan team karya seni dengan ide-ide kreatifnya agar hasil kerja kami enak untuk dinikmati dan tujuan kami yaitu memperlancar proses pembelajaran tercapai. Tidak jarang pula team dikejar-kejar deadline karena materi belum siap untuk terbit namun jadwal terbit udah didepan mata. Setelah kerja team penyusun kelar selanjutnya team print out dan penggandaan bekerja siang malam tanpa kenal lelah, dan selanjutnya sirkulasipun berjalan dengan transaksi terjadi didalam kelas. Yang pasti team MISC PSIK FK UMY 2005 adalah team yang baru terbentuk namun kerja keras dan cerdas patut diacungi jempol. Sebagai informasi team ini baru menerbitkan 2 bulletin yang berisi materi kuliah mahasiswa PSIK FK UMY 2005 kelas A + kelas B dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu perkuliahan.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Koordinator: Wulan Noviani
Lay Outers: Lela, Lina, Ganiz, Wahyuni, Wulan
Finishing editor: Heroes
Sirkulasi: Veny & Sekar

Selasa, 04 Maret 2008

tentang kami

Well, sebelumnya kami mau bercerita tentang PSIK FK UMY 2005. Kami adalah intelektual muda yang konsen di dalam bidang keperawatan. Bernaung di institusi pendidikan yang sama kami senantiasa membangun diri, mempersiapkan masa depan kami. Di pundak kami terpikul masa depan dunia keperawatan Indonesia pula, yang mana masa sekarang masih jauh tertinggal dengan dunia keperawatan di berbagai belahan dunia lain (negara maju). Berangkat dari masalah tersebut kami memiliki semngat yang keras untuk memajukan dunia keperawatan Indonesia, mulai dari diri kami sendiri. Kerja keras, kerja cerdas dan doa tiada hentinya kami ikhlaskan demi impian-impian hidup kami. PSIK FK UMY 2005 menjadi tempat kami berkumpul, belajar, berdiskusi, tumbuh dan berkembang bersama. Kami sadar bahwa tujuan kami bukan disini, namun mengharapkan yang sempurna adalah ciri orang yang sombong sehingga kami berusaha ikhlas dan sabar mencintai dengan sempurna untuk yang tidak sempurna. Sebagai angkatan yang ekslusif kami merasa lebih bangga berada disini. Kurang lebih 125 mahasiswa belajar disini dan kami terbagi menjadi kelompok kuliah kelas, praktikum, tutorial dan comunitas-comunitas kecil yang solid. Kami berharap kebersamaan kami akan indah pada akhirnya.

tak kenal maka tak sayang

Profil Program Studi Ilmu Keperawatan


Terakreditasi C

Saat ini Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki status akreditas C. Didirikan pada tahun 1999. Lama pendidikan adalah 10 semester yang terbagi atas Pendidikan Sarjana Keperawatan selama 8 semester dan Pendidikan Profesi selama 2 semester. Perkuliahan akan berlangsung on campus dengan metode pembelajaran hybrid Problem Based Learning, termasuk di Sklills Lab Keperawatan yang berfungsi sebagai mini hospital, Rumah Sakit dan Praktek di lapangan sejak mahasiswa duduk di semester awal. Sedangkan Pendidikan Profesi akan berlangsung full di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan berbagai Rumah Sakit Umum Daerah dimana mereka akan magang sebagai co-nurse.

Selain pendidikan Keperawatan, maka mahasiswa Keperawatan akan diberikan pendidikan Bahasa Inggris setara D-1 untuk melengkapi skill mereka agar memenuhi tuntutan kompetensi sekaligus dalam rangka mencapai Registered Nurse. Lulusan Ners dari Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat langsung melanjutkan program pendidikan Bachelor of Nurisng (B.N) dan Registered of Nursing (R.N) dengan mengikuti matrikulasi dan kursus Bahasa Inggris, selama 1 semester di Indonesia, dan dilanjutkan di University Technology of Sydney, Australia, untuk kemudian bekerja di Australia.

Tujuan Pendidikan

Sebagai pendidikan profesi Pendidikan Ners pada PSIK UMY bertujuan menghasilkan Ners melalui proses pembelajaran orang dewasa sehingga memiliki cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam:

  1. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan Qur’an , sunnah dan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya.
  2. Bertanggung gugat terhadap praktik profesional.
  3. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan Kode Etik Keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya.
  4. Melaksanakan praktek secara legal.
  5. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
  6. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
  7. Melakukan pengkajian keperawatan
  8. Membuat perencanaan keperawatan dengan berkolaborasi bersama dengan mempergunakan sumber yang ada.
  9. Melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.
  10. Menilai asuhan keperawatan.
  11. Mempergunakan komunikasi terapeutik dalam pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan
  12. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
  13. Mempergunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan atau kesehatan.
  14. Melakukan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan
  15. Melaksanakan penguatan atau peningkatan profesional dalam ramgka praktik keperawatan.
  16. Meningkatkan mutu pelayanan atau asuhan keperawatan.

Diploma 1 Bahasa Inggris

Mahasiswa keperawatan akan diberikan pendidikan Bahasa Inggris setara D1 untuk melengkapi skill mereka agar memenuhi tuntutan kompetensi sekaligus dalam rangka mencapai Registered Nurse.

Program Bachelor of Nursing (B.N) dan Registered of Nursing (R.N) di Australia

Lulusan Ners dari Program Studi Ilmu Keperawatan UMY dapat Langsung melanjutkan program pendidikan Bachelor of Nursing (B.N) dan Registered Nurse (R.N) dengan mengikuti matrikulasi dan kursus Bahas Inggris selama 1 semester di Indonesia dan dilanjutkan 1 semester di Universitas Technology of Sydey, Australia, untuk kemudian belajar di Australia.

Sertifikasi Basic Life Support Plus

Mahasiswa keperawatan akan diberikan kursus pelatihan Basic Life Support dengan sertifikasi yang berlaku nasional, sehingga lulusan Ners akan memiliki kompetensi tentang bantuan nidup dasar pasa penanganan kasus gawat darurat.

Asrama Mahasiswa

Kegiatan mahasiswa merupakan fasilitas bagi mahasiswa keperawata. Berbagai kegiatan di asrama di desain sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa di berbagai bidang. Kegiatan asrama antara lain: program Bahasa Inggris, Bahasa Arab, serta program untuk peningkatan dan pengembangan kepribadian. Letak asrama yang strategis di sisi utara dan selatan kampus terpadu diharapkan dapat meningkatkan suasana akademik dan proses pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.