SEMOGA JAYA SELALU
Sabtu, 31 Mei 2008
Senin, 07 April 2008
UTS telah usai
Minggu, 30 Maret 2008
rename
NISC (Nursing Islamic Study Club) PSIK FK UMY 2005. Dengan pertimbangan bahwa kami adalah komunitas keperawatan, sehingga kami tidak berminat untuk bersetubuh dengan komunitas kedokteran dalam hal merek dagang paten buletin, demikian pemberitahuan kami, terima kasih.
Jumat, 28 Maret 2008
menjelang UTS
Senin, 24 Maret 2008
Buletin terbaru NISC PSIK FK UMY 2005
pediatric journal
Katsuhiko Yamada1), Takao Morinobu1), Toshiyuki Horiuchi1), Shinji Yamamoto1), Wakaba Morinobu1), Munenori Miyake2), Makoto Mino1), and Hiroshi Tamai3)
1)Seikeikai Hospital
2)Nagisa Clinic
3)Department of Pediatrics, OsakaMedical College
Abstract
Jumat, 14 Maret 2008
HIGH RISK PREGNANCY
The Definition of Ante-partum Hemorrhage:
Bleeding from genital track after the 28th week of pregnancy and before the birth of the baby and an alternative definition is bleeding from placenta site Ffrom Obstetric Illustrated, Vaginal Bleeding in Pregnancy by Miller / Callander in 1989, page 214. Is bleeding from the vagina during pregnancy from twenty weeks gestational age to term .
Risk factor of abortion
Spoted of bloods or bleeding the young pregnancy with retencion of conception effort that was dead after 8th week
Risk factor or Possible cause are:
- Ectopic pregnancy
- Trauma
- Molar pregnancy
- Local cause: cervicitis, cancer of cervics.
Theatment of Ante-partum Hemorrhage are:
Always admit to hospital for assessment and management à
May need resuscitation measures if shocked
Severe bleeding or fetal distress: urgent delivery of baby irrespective of gestational age
Admit to hospital, even if bleeding is only a very small amount. There may be a large amount of concealed bleeding with only a small amount of revealed vaginal bleeding
No vaginal examination should be attempted at least until a placenta praevia is excluded by ultrasound. May initiate torrential bleeding from a placenta praevia
Resuscitation can be inadequate because of under-estimation of blood loss and misleading maternal response. A young woman may maintain a normal blood pressure until sudden and catastrophic de compensation occurs
Take blood for full blood count and clotting studies. Cross match as heavy loss may require transfusion
Gentle palpation of the abdomen to determine gestational age of fetus, presentation and position
Fetal monitoring
Arrange urgent ultrasound
With every episode of bleeding, a Rhesus negative woman should have a Kleihauer test and be given prophylactic anti-D immunoglobulin
Health education
Is very important to keep wellbeing of mom and fetus condition
Family also need to know about the physically and psychological condition of mom who got pregnancy. The nutrition must to supply adequate. It is important to ask the pregnancy to check the pregnancy to antenatal care. Screening the problems is the major factor of care. So the importance of pregnancy is to safe life the mom and the baby.
Pathos physiology of abdominal pain, burnt waist and the effect of ante partum-hemorrhage
Trauma, hypertension, or coagulopathy, contributes to the avulsion of the anchoring placental villi from the expanding lower uterine segment, which in turn, leads to bleeding into the decidua basalis. This can push the placenta away from the uterus and cause further bleeding. Bleeding through the vagina, called overt or external bleeding, occurs 80% of the time, though sometimes the blood will pool behind the placenta, known as concealed or internal placental abruption.
Islamic view of case
Majority Moslem’s though are not agreeing with the abortion more over illegal practice of abortion. The reason is fetus in the women uteri is very sublime. Although it’s very small fetus is the great creative force from God. Islam is forbid to kill practice just by cause of poor phobia. Allah SWT will give us blessing prosperity. Islam ideology about the pregnancy tells us that all of fetus is the God plan, and not spontaneous happening. So Islam sticks out to keep fetus until the baby born although the baby came from unmerited relationship.
Reference:
- http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2363&Itemid=60
- Nation guide study of Maternity and Neonatal Care by Prof. dr. Abdul Bari Saiffudin, Sp.OG., MPH (POGI, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo fondation, Jakarta, 2002)
- Emergency medicine: Abruptio Placentae, emedicine.com, April 5, 2005. This text is available under the terms of the GNU Free Documentation License.
- Bleeding in Pregnancy Standard of Practice for Integrated MCH/RH services: First edition, June 2005
- Dr Colin Tidy, www.patienplus.co.uk © EMIS and Patient Information Publications (Ante-partum Hemorrhage)
analisis
Keperawatan Keluarga
1. Artikel
Judul: Masalah Keluarga Penyebab Terbesar
Penulis: dr. Wirawan Nusan (Plt. Direktur RSJ Cimahi,
Alamat situs: http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/112006/06/11lapsus05.htm
2. Permasalahan keluarga
Berdasarkan data terakhir (2006-red.) sejumlah penyebab gangguan jiwa pasien RSJ Cimahi, masalah keluarga menempati persentase terbesar (17%) disusul dengan permasalahan-permasalahan lain seperti: masalah pekerjaan (13%) dan sosio-ekonomi (11%).
3. Analisa masalah
Keluarga sebagai unit dalam suatu komunitas, memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Beragam bentuk, pola dan kemampuan keluarga terdapat dalam sebuah keluarga. Hal tersebut seringkali memicu munculnya permasalahan dalam keluarga tersebut. Pluralisme masyarakat
4. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah keluarga
Prinsipnya permasalahan keluarga timbul karena adanya persepsi yang tidak adekuat, tidak sesuai dengan tujuan keluarga yang telah dibangun serta fungsi-fungsi di dalam sebuah keluarga tidak berjalan baik. Di dalam artikel mengenai permasalahan keluarga dalam kaitannya dengan kesehatan jiwa, disebutkan bahwa permasalahan keluarga menduduki urutan pertama penyebab gangguan jiwa. Pada dasarnya permasalahan keluarga yang sering timbul adalah ketidak harmonisan dalam keluarga tersebut baik menyangkut peran, persepsi dan dedikasi didalam sebuah keluarga disamping permasalahan-permasalahan lain seperti: ketidak puasan dalam keluarga, factor ekonomi atau keuangan, factor pekerjaan, pendidikan, kepercayaan dan factor lainya yang tentunya sangat kompleks.
5. Kemungkinan penyelesaian masalah keluarga
Akar dari permasalahan keluarga ada didalam keluarga tersebut, sehingga intervensi kita sebagai petugas yang ada didalam ranah keperawatan adalah sebagai mediator diantara pihak-pihak keluarga yang bermasalah. Sebagai petugas keperawatan yang professional kita memandang permasalah keluarga sebagai sebuah masalah yang kompleks, dimana masalah tersebut terjadi didalam keluarga yang terdiri dari individu sebagai individu (personal), individu sebagai anggota keluarga dan individu didalam sebuah komunitas. Intervensi yang kita berikan harus secara komprehensif memandang manusia sebagai pihak yang rentan terhadap masalah dan memberikan keyakinan bahwa permasalahan didalam keluarga bisa diatasi.
Intervensi diberikan kepada individu dengan tujuan bahwa persepsi individu baik, sehingga tidak timbul perbedaan-perbedaan prinsip yang serius. Kepada keluarga, intervensi diberikan dengan melihat apakah terdapat permasalahan pada pada peran masing-masing anggota keluarga. Di dalam sebuah komunitas intervensi yang diberikan berupa koreksi terhadap stigma-stigma yang keliru dan kerap kali berimbas pada permasalah di dalam keluarga. Peran pemerintah dalam hal ini peranan nyata dalam menciptakan kondisi kehidupan yang baik sngat diperlukan. Menilik lagi pada akar permasalahan keluarga yaitu permasalahan-permasalahan kehidupan, sehingga intervensi pemerintah adalah dalam kaitannya tugas pembangunan manusia
ilmiah
A Leading and Enlightening University
TUTORIAL GUIDELINES
MEDICAL SURGICAL NURSING 2ND CHAPTER
NURSING CARE OF INTEGUMEN DISORDER
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompressi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompressi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel
Informasi:
Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyakit degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus adalah decumbere yang artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi. Oleh karena itu istilah dekubitus sekarang ini jarang digunakan di literatur literatur untuk menggambarkan istilah luka tekan.
Etiology
· Faktor intrinsik à penuaan (regenerasi sel lemah), Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight, Anemia, Hipoalbuminemia, Penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan hidrasi/cairan tubuh.
· Faktor Ekstrinsik à Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, Duduk yang buruk, Posisi yang tidak tepat, Perubahan posisi yang kurang.
Tanda dan Gejala, stadium dan komplikasi
1. Stadium Satu
a. Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut: perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat)
b. perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak)
c. perubahan sensasi (gatal atau nyeri)
d. Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Stadium Dua
Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi, melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.
3. Stadium Tiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium Empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang luas, nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium IV dari luka tekan.
Faktor resiko
1. Mobilitas dan aktivitas
2. Penurunan sensori persepsi
3. Kelembapan
4. Tenaga yang merobek (shear)
5. Pergesekan ( friction)
6. Nutrisi
7. Usia
8. Tekanan arteriolar yang rendah
9. Stress emosional
10. Merokok
11. Temperatur kulit
immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring (lebih dari 2 jam) à tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg (normal: tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg) à iskemik à nokrosis jaringan kulit
· selain faktor tegangan, ada faktor lain yaitu: Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring
· Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya.
3. Pencegahan dan Intervensi awal pasien ulkus dekubitus:
a. Kaji resiko individu terhadap kejadian luka tekan
b. Pengkajian resiko luka tekan seharusnya dilakukan pada saat pasien memasuki RS dan diulang dengan pola yang teratur atau ketika ada perubahan yang signifikan pada pasien, seperti pembedahan atau penurunan status kesehatan (Beberapa instrumen pengkajian resiko dapat digunakan untuk mengetahui skor resiko. Diantara skala yang sering digunakan adalah skala Braden dan Norton). Saat ini skala Braden telah diuji validitasnya di Indonesia, dan memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi.
c. Identifikasi kelompok kelompok yang beresiko tinggi terhadap kejadian luka tekan. Orangtua dengan usia lebih dari 60 tahun, bayi dan neonatal, pasien injuri tulang belakang adalah kelompok yang mempunyai resiko tinggi terhadap kejadian luka tekan
d. Kaji keadaan kulit secara teratur (Pengkajian kulit setidaknya sehari sekali, Kaji semua daerah diatas tulang yang menonjol setidaknya sehari sekali, Kulit yang kemerahan dan daerah diatas tulang yang menonjol seharusnya tidak dipijat karena pijatan yang keras dapat mengganggu perfusi ke jaringan)
e. Kaji status mobilitas
f. Minimalkan terjadinya tekanan
g. Kaji dan minimalkan terhadap pergesekan (friction)dan tenaga yang merobek (shear).
h. Kajilah inkontinensia
i. Kaji status nutrisi
j. Kaji dan monitor luka tekan pada setiap penggantian balutan luka
k. Kajilah faktor yang menunda status penyembuhan
l. Evaluasi penyembuhan luka
m. Kajilah komplikasi yang potensial terjadi karena luka tekan seperti abses, osteomielitis, bakteremia, fistula
n. Berilah pasien edukasi berupa penyebab dan faktor resiko untuk luka tekan dan cara cara untuk meminimalkan luka tekan
Klasifikasi atau tipe:
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga:
1. Tipe normal
Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
Stadium:
1. Dekubitus derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis
2. Dekubitus derajat II
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal
3. Dekubitus derajat III
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan sering sudah ada infeksi
4. Dekubitus derajat IV
Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik;
5. Proses penyembuhan luka
Prinsip-prinsip Perawatan Luka
Ada dua prinsip utama dalam perawatan luka. Prinsip pertama menyangkut pembersihan/pencucian luka. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik swabbing, yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang dibasahi dengan air steril atau NaCl 0,9 %.
Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000 (1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat 1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi, bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak
6. Asuhan Keperawatan
Pengkajian (Assessment)
Identitas pasien dan keluarga, pola sensori, pemeriksaan fisik (status kesehatan umum, pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penunjang), pemeriksaan tanda-tanda fital dan riwayat penggunaan obat-obatan
Diagnosa (masalah keperawatan)
Imobilitas b/d dekubitus (luka tekan)
Resiko infeksi b/d incontinensia
Aktual infeksi, sepsis b/d adanya infeksi (dekubitus)
Gangguan perfusi jaringan
Interfensi dan Implementasi (Perencanaan Tindakan Keperawatan)
Dapat dilaksanakan penuh pada masing-masing diagnosa keperawatan. Meliputi: monitor tanda-tanda vital, monitor input-output, monitor kesadaran, monitor hipoglikemi, obserfasi tanda infeksi, lakukan teknik aseptik perawatan kulit, jelaskan tentang penyebab, komplikasi dan pengobatan atau terapi decubitus. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat-obatan.
Evaluasi
Keefektifan tindakan, peran anggota keluarga untuk membantu mobilisasi pasien, kepatuhan pengobatan dan mengefaluasi masalah baru yang kemungkinan muncul.
Annadho fathu minal iman Kebersihan adalah sebagian dari Iman
Referensi:
Luka Tekan (Pressure Ulcer) : Penyebab Dan Pencegahan, Yunita Sari Jenderal Soedirman University, Purwokerto Gerontological Nursing/Wound Care Management Department, The University of Tokyo, Japan Date: Wednesday, 10 January 2007
Subhan Kadir, S.Kep.http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/dekubitus.doc.
http://rumahkanker.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=36.
Rabu, 05 Maret 2008
kuliah semester 6
Cerita Tentang Buletin ke 1, 2 dan 3
MISC PSIK FK UMY 2005
Lay Outers: Lela, Lina, Ganiz, Wahyuni, Wulan
Finishing editor: Heroes
Sirkulasi: Veny & Sekar
Selasa, 04 Maret 2008
tentang kami
tak kenal maka tak sayang
Selain pendidikan Keperawatan, maka mahasiswa Keperawatan akan diberikan pendidikan Bahasa Inggris setara D-1 untuk melengkapi skill mereka agar memenuhi tuntutan kompetensi sekaligus dalam rangka mencapai Registered Nurse. Lulusan Ners dari Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat langsung melanjutkan program pendidikan Bachelor of Nurisng (B.N) dan Registered of Nursing (R.N) dengan mengikuti matrikulasi dan kursus Bahasa Inggris, selama 1 semester di Indonesia, dan dilanjutkan di University Technology of Sydney, Australia, untuk kemudian bekerja di Australia.
Tujuan Pendidikan
Sebagai pendidikan profesi Pendidikan Ners pada PSIK UMY bertujuan menghasilkan Ners melalui proses pembelajaran orang dewasa sehingga memiliki cukup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam:
- Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan Qur’an , sunnah dan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya.
- Bertanggung gugat terhadap praktik profesional.
- Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan Kode Etik Keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya.
- Melaksanakan praktek secara legal.
- Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
- Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
- Melakukan pengkajian keperawatan
- Membuat perencanaan keperawatan dengan berkolaborasi bersama dengan mempergunakan sumber yang ada.
- Melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mempergunakan komunikasi terapeutik dalam pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan
- Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
- Mempergunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan atau kesehatan.
- Melakukan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan
- Melaksanakan penguatan atau peningkatan profesional dalam ramgka praktik keperawatan.
- Meningkatkan mutu pelayanan atau asuhan keperawatan.
Diploma 1 Bahasa Inggris
Mahasiswa keperawatan akan diberikan pendidikan Bahasa Inggris setara D1 untuk melengkapi skill mereka agar memenuhi tuntutan kompetensi sekaligus dalam rangka mencapai Registered Nurse.
Program Bachelor of Nursing (B.N) dan Registered of Nursing (R.N) di Australia
Lulusan Ners dari Program Studi Ilmu Keperawatan UMY dapat Langsung melanjutkan program pendidikan Bachelor of Nursing (B.N) dan Registered Nurse (R.N) dengan mengikuti matrikulasi dan kursus Bahas Inggris selama 1 semester di Indonesia dan dilanjutkan 1 semester di Universitas Technology of Sydey, Australia, untuk kemudian belajar di Australia.
Sertifikasi Basic Life Support Plus
Mahasiswa keperawatan akan diberikan kursus pelatihan Basic Life Support dengan sertifikasi yang berlaku nasional, sehingga lulusan Ners akan memiliki kompetensi tentang bantuan nidup dasar pasa penanganan kasus gawat darurat.
Asrama Mahasiswa
Kegiatan mahasiswa merupakan fasilitas bagi mahasiswa keperawata. Berbagai kegiatan di asrama di desain sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa di berbagai bidang. Kegiatan asrama antara lain: program Bahasa Inggris, Bahasa Arab, serta program untuk peningkatan dan pengembangan kepribadian. Letak asrama yang strategis di sisi utara dan selatan kampus terpadu diharapkan dapat meningkatkan suasana akademik dan proses pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.